Sabtu, 12 November 2016

Nitisastra (1/16)

| No comment
I Sloka 16
Visadapyamrtam grahyam | Amedhyadapi kancanam | Nicadapyuttaman vidyam | Stri-ratnam duskuladapi
Artinya: Saringlah Amerta meskipun ada dalam racun, ambilah emas meskipun ada di dalam kotoran. Pelajari ilmu pengetahuan keinsyafan diri walaupun dari seorang yang masih anak-anak atau orang kelahiran rendah. Dan juga meskipun seorang wanita lahir di keluarga yang jahat dan hina, tetapi kalau ia berkelakuan mulia bijaksana ia patut diambil sebagai istri.

II Sloka 6
Na visvaset kumitre ca | Mitre capi na visvaset | Kadacit kupitam mitram | Sarva guhyam prakasayet
Artinya : Janganlah menaruh kepercayaan kepada teman jahat/kumitra. Juga jangan terlalu percaya kepada teman dekat sekalipun, sebab kalau ia marah, segala rahasia anda akan dibukanya.

II Sloka 7
Manasa cintitam karyam | Vacasa na prakasayet | Mantrena raksayed gudham | Karya capi niyojayet
Artinya : Pekerjaan/rencana apapun berada dalam pikiran, jangan sama sekali anda  keluarkan dalam kata-kata. Simpanlah dalam-dalam di dalam pikiran anda, dan diam-diam lakukan pekerjaan tersebut dengan penuh kemantapan.

II Sloka 13
Slokena va tadardhena | Tadarddharddhaksarena va | Avandhyam divasam kuryad | Danadhyayana-karmabhih
Artinya : Isilah waktu setiap hari dengan menghafalkan satu sloka satu ayat, atau setengah sloka, atau seperempat sloka ataupun satu huruf dari sloka tersebut. Atau isilah hari-hari anda dengan bersedekah, belajar kitab-kitab suci dan kegiatan bermanfaat lainnya. Dengan demikian hari-hari anda akan menjadi berarti.

II Sloka 19
Duracari duradrstih | Duravasi ca durjanah | Yan maitri kriyate pumsa | Sa tu sighram vinasyati
Artinya : Kalau seseorang berteman dengan orang yang tingkah lakunya tidak baik, dengan orang yang penglihatannya jahat, dengan orang yang tinggal di tempat-tempat kotor dan tidak suci, bergaul dengan penjahat, segera menemui kebinasaan.

III Sloka 7
Murkhastu parihartavyah | Pratyakso dvipadah pasuh | Bhinatti vakyasulyena | Adrsyam kantakam yatha
Artinya : Menjauhlah dari orang bodoh jahat dalam rupa binatang berkaki dua. Bagaikan duri tidak kelihatan ia menusuk dengan pisau tajam kata-katanya.

III Sloka 8
Rupa yauvana sampanna | Visala kula sambhavah | Vidyahina na sobhante | Nirghandha iva kimsukah
Artinya : Ada orang yang tampan, dalam keadaan yang masih muda, serta lahir di keluarga bangsawan terhormat. Tapi kalau ia miskin dengan pengetahuan keinsyafan diri, sebenarnya orang begini sama sekali tidak berarti apa-apa, bagaikan bunga kimsuka kemerahan menarik tapi tidak berbau wangi.

III Sloka 9
Kokilanam svaro rupam | Nari rupam pativratam | Vidya rupam kurupanam | Ksama rupam tapasvinam
Artinya : Burung tekukur menjadi indah menarik karena suaranya, seorang istri menarik karena kesetiannya kepada suami, orang yang rupanya buruk menjadi menarik karena ilmu pengetahuannya dan karena memiliki sifat maha pengampun pendeta menjadi menarik.

IV Sloka 4
Yavat svastho hyayam dehe | Yavan mrtyus ca duratah | Tavad atma-hitam kuryat | Pranante kim karisyam
Artinya : Selama badan masih kuat dan sehat dan selama kematian masih jauh, lakukanlah sesuatu yang menyebabkan kebaikan bagi roh anda, yaitu keinsyafan diri. Pada saat kematian menjelang apa yang bisa dilakukan ?

IV Sloka 15
Anabhyase visam sastram | Ajirne bhojanam visam | Daridrasya visam gosthi | Vrddhasya taruni visam
Artinya : Ilmu pengetahuan ( kitab-kitab suci ) yang tidak diterapkan dalam praktek adalah racun, makanan yang tidak dicernakan adalah racun, bagi orang miskin pesta/kumpul-kumpul dan pertemuan-pertemuan adalah racun, dan untuk orang tua, wanita muda adalah racun.

V Sloka 10
Anyatha vedapandityam | Sastramacaramanyatha | Anyatha vadanacchantam | Lokah klisyanti canyatha.
Artinya : Meremehkan kebijaksanaan ajaran Veda, menghina tingkah laku/kegiatan yang sesuai dengan ajaran-ajaran sastra/Veda, menjelekan orang yang selalu berkata-kata lembut bijaksana, tidak lain lagi inilah yang menyebabkan kekalutan dunia.

V Sloka 11
Daridraya-nasanam danam | Silam durgati-nasanam | Ajnana-nasim prajnya | Bhavana bhaya-nasini.
Artinya : Kedermawanan menghapuskan kemiskinan, perbuatan yang baik menghilangkan kemalangan kecerdasan rohani menghapuskan kegelapan/kebodohan, dan bhaya atau rasa takut bisa dihilangkan dengan merenungkannya baik-baik.

V Sloka 17
Nasti meghasaman toyam | Nasti catmasamam balam | Nasti caksuh samam tejo | Nasti canna samam priyam.
Artinya : Tidak air yang menyamai air hujan, tidak ada kekuatan yang lebih dari kekuatan diri sendiri, tidak ada sinar yang melebihi sinar matahari dan selain beras tidak ada sesuatu lain yang lebih disenangi orang.

VII Sloka 1
Arthanasam manastapam | Grhe duscaritani ca | Vancanam capamanam ca | Matiman na prakasayet
Artinya : Orang bijaksana hendaknya tidak mengatakan kepada orang lain tentang kehancuran harta bendanya, tentang kesedihan pikirannya, tentang kelakuan istrinya yang jelek, tentang penipuan yang dilakukan oeh orang lain kepada dirinya, atau kalau ada orang yang membuatnya malu.

VII Sloka 4
Santosa trisu kartavyah | Svadare bhojane dhane | Trisucaiva na kartavyo | Dhyayane japa danayoh
Artinya : Hendaknya orang merasa puas terhadap tiga hal ini, yaitu : terhadap istri sendiri, terhadap makanan dan terhadap kekayaan yang didapat dengan cara yang halal. Tetapi terhadap tiga hal, yaitu : mempelajari ilmu pengetahuan suci, ber-japa/memuji nama-nama suci Tuhan dan berdana-punya, haruslah orang tidak merasa puas.

VII Sloka 12
Natyantam saralair bhavyam | Gatva pasya vanasthalim | Chidyante saralas tatra | Kubjas tisthanti padapah,
Artinya : Janganlah hidup terlalu lurus atau terlalu jujur, sebab begitu Anda pergi ke hutan Anda akan melihat bahwa pohon-pohon yang lurus ditebang, sedangkan pohon-pohon yang bengkok dibiarkan hidup.
Catatan : Ada saat-saat diperbolehkan berbohong disebut Pancanrta.

X Sloka 9
Yasya nasti svayam prajnya | Sastram tasya karoti kim | Lokanabhyam vihinasya | Darpanah kim karisyati
Artinya : Bagi mereka yang tidak mempunyai budi pekerti yang baik dalam dirinya, apa yang akan dilakukan dengan kitab suci? Bagaikan orang yang buta, apa gunanya cermin bagi orang buta ini.

XI Sloka 8
Na veti yo yasya guna-prakarsam | Sa tam sada nindati natra citram | Yatha kirati kari-kumbha-labdaham | Muktam prityajya vibharti gunjam.
Artinya : Hal ini tidak usah membuat heran, bahwa orang yang belum mengetahui sesuatu dengan sebenarnya selalu menjelek-jelekan hal yang belum diketahui secara jelas. Seperti halnya permaisuri para kirata ( golongan pemburu pada zaman purba ) menolak permata dari kepala gajah, sebaliknya memakai perhiasan biji gunja ( biji-bijian yang terdapat di semak belukar.

XI Sloka 10
Kaham krodham tatha lobham | Svadam srnggara kautukam | Ati nidrati seva ca | Vidyarthi hyasta varjayet
Artinya : Seorang brahmacari/pelajar kerohanian hendaknya meninggalkan delapan kecenderungan berikut, yaitu : hawa nafsu, amarah, loba, kenikmatan lidah, rasa cenderung berhias, bermain-main, terlalu banyak tidur dan terlalu banyak bekerja.

XIII Sloka 2
Gate soko na kartavyo | Bhavisyam naiva cintayet | Vartamanena kalena | Pravartante vicaksanah
Artinya : Jangan bersedih terhadap apa yang sudah berlalu, jangan pula risau terhadap apa yang akan datang, orang-orang bijaksana hanya melihat masa sekarang dan berusaha sebaik-baiknya.

XIII Sloka 9
Jivantam mrtavan-manye | Dehinam dharma-varjitam | Yato dharmena samyukto | Dirgha-jivi na samsayah
Artinya : Orang yang perbuatannya tidak sesuai dengan dharma,sebenarnya ia sudah mati, walaupun masih hidup. Seorang dharmatma yaitu orang yang perbuatannya sepenuhnya sesuai dengan dharma, sebenarnya ia masih hidup, walaupun sudah mati.

XIV Sloka 16
Susidhomausadhom dharmam | Grhachidram ca maithunam | Kubhuktam kusrutam caiva | Matiman na prakasayet
Artinya : Orang bijaksana tidak akan mengungkapkan keamat-manjuran obatnya, kegiatan saleh yang dilakukan, kejelekan keluarga, hubungan dengan istri, makanan jelek dan kata-kata kotor.

XVI Sloka 17
Priya-vakya-pradanena | Sarve tusyanti jantavah | Tasmat-tadeva vaktavyam | Vacane kim daridrata
Artinya : Setiap orang akan menjadi senang kalau diberikan kata-kata yang manis menarik. Oleh karena itu, perlu sekali berbicara yang manis menarik. Sesungguhnya apa kekurangan berkata-kata manis?

Kategori : , ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PERSONAL

Tentang Ibo Zavasnoz.

Tentang Karinding.

Tentang Iket Sunda Kiwari.

TERAKHIR DILIHAT