Bangsa ini sesungguhnya memiliki “pahlawan-pahlawan” keagungannya tersendiri
dalam berbagai bidang kehidupan, baik dari kalangan “wong elit”
(kalangan atas) maupun “wong alit” (rakyat biasa). Tetapi kisah-kisah
keteladanan mereka tidak terpublikasikan secara menarik dan meluas,
terpendam di belam kesemarakan kisah-kisah skandal selebritas, sinetron
picisan dan reality show murahan, serta kegemparan kabar buruk dunia
politik.
Pengaruh kesusasteraan terhadap kehidupan tak bisa diremehkan.
Tokoh-tokoh dalam karya fiksi kerapkali mempengaruhi hidup, standar
moral masyarakat, mengobarkan revolusi, dan bahkan merubah dunia. Kisah
Rosie the Riveter, yang melukiskan sepak terjang seorang pekerja pabrik
kerah-biru menjadi pengungkit bagi Women’s Liberation Movement. Kisah
Siegfried, ksatria-pahlawan legendaris dari nasionalisme Teutonik,
bertanggung jawab mengantarkan Jerman pada dua perang dunia. Kisah
Barbie, boneka molek, yang menjadi role model bagi jutaan gadis-gadis
cilik, dengan memberikan standar gaya dan kecantikan.
Jika
pahlawan-pahlawan rekaan saja bisa memberikan pengaruh yang kuat bagi
moralitas masyarakat, apalagi kisah para pahlawan sungguhan, yang dengan
segala kelebihan dan kekurangan manusiawinya, bisa menyadarkan sesama
manusia lain untuk meniru keteladanannya. Betapa banyak orang yang
terinspirasi setelah membaca kisah para nabi dan pejuang kemanusiaan di
berbagai belahan dunia. Bahkan sebagian besar isi kitab suci, yang
menjadi pedoman hidup miliaran manusia di muka bumi, memuat kisah-kisah
keteladanan.
SELAMAT HARI KESAKTIAN PANCASILA 1 OKTOBER 2016 "Bangsa yang besar adalah bangsa yang meneladani para pahlawannya" !
_/\_
RAHAYU BUMI LANGIT NUSANTARA, PUN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar