Setiap orang
memiliki opini, pendapat, kepercayaan, agama atau idiologi yang berbeda.
Terlepas dari segala perbedaan yang ada, kenapa kita tidak mencoba
berkumpul bersama dalam gelak dan tawa dengan naungan payung
Nasionalisme atau Humanisme?
Kita dibesarkan dalam lingkungan
keluarga, masyarakat, budaya dan pendidikan yang berbeda. Walaupun
dengan memeluk agama yang sama sekalipun perbedaan tetap tidak akan bisa
dihindari. Jadi mau atau tidak mau, suka ataupun tidak suka, setiap orang harus belajar untuk menerimanya.
Sejauh mana anda bisa memahami atau mentoleransi agama yang bukan
diimani? Jawabannya kembali ke diri masing-masing.
Apakah anda cukup
toleran dan mampu membaca dengan gelak dan tawa atau sebaliknya, fanatik
buta sehingga anda kejang-kejang membacanya tulisan ini.
Perbedaan tentang Tuhan, perbedaan tentang agama dan kepercayaan adalah
urusan pribadi yang tidak seharusnya dijadikan bahan untuk
dipermasalahkan ataupun didebat. Hidup terlalu singkat kalau hanya
dihabiskan untuk berdebat, terlebih lagi berdebat tentang kepercayaan.
Perbedaan, terlebih lagi dalam hal agama kalau dicari-cari, sampai otak
meledak pun kita tidak akan pernah selesai. Menurut saya, Tuhan
tidaklah bodoh, konyol dan berkacamata kuda, tiap hari duduk
ongkang-ongkang kaki sambil tersenyum menyeringai kegirangan melihat
umatNya baku hantam berdebat tentang dogma agama.
Terkadang dalam
kasus tertentu, perbedaan tidak bisa dipahami. Lupakanlah, carilah
topik lain yang lebih menarik dan memiliki lebih banyak kesamaan. Hidup
terlalu sayang kalau dilewatkan hanya untuk berkonflik ria jual beli
makian hasil dari perdebatan keyakinan.
Siapa lagi yang bisa
merubah seseorang, kecuali dirinya sendiri? Yang memberi semangat? Yang
menjadi guru? Bahkan yang menjadi si-pelaku? Orang di luar sana hanya
bisa memberi arahan, support, masukkan, atau justru gunjingan.
“
Bersahabatlah pada diri sendiri, bila dia mau berubah lebih baik.
Musuhilah diri sendiri, bila dia selalu memberontak dari hati nurani “.
_/\_
RAHAYU BUMI NUSANTARA
/ tan ama rwa amengku tanah dunya /
Tidak ada komentar:
Posting Komentar