Rabu, 12 Maret 2014

Kujang Dalam Naskah Kuno Pantun Bogor

Kujang memang tidak sembarang diperlihatkan kepada orang lain. Biasanya benda pusaka ini disimpan di langit-langit rumah tinggal, leuit (lumbung padi), atau di tempat yang terpisah dengan senjata-senjata. Koleksi kujang baru diperlihatkan ketika para sesepuh benar-benar yakin, orang yang mau melihat kujang punya niat baik. Minimal memiliki cukup wawasan tentang kujang. Banyak orang memberi makna terhadap kujang. Beberapa peneliti menyatakan istilah kujang berasal dari kata Kudihyang dengan akar kata Kudi dan Hyang. Kudi berarti senjata sakti, Hyang merupakan rajanya para dewa. Sehingga Kudihyang dimaknai sebagai senjata sakti milik raja para dewa.

Kujang identik dengan identitas dan eksistensi kebudayaan masyarakat Sunda (Anis Djatisunda). Kujang digambarkan sebagai senjata (Djamadil AA, dkk) yang memiliki kekuatan supranatural (Mr Moebirman), dan simbol konsep ajaran Sunda Besar (Aris Kurniawan Joedamanggala).

Lainnya mengacu pada istilah kukuh kana jangji (teguh memegang janji). Janji meneruskan perjuangan nenek moyang untuk menegakan cara?ciri manusa dan cara-ciri bangsa. Cara?ciri manusia yaitu welas asih (cinta kasih), tatakrama (etika berprilaku), undak usuk (etika berbahasa), budi daya budi basa, wiwaha yuda na raga "ngaji badan". Sedangkan lima cara? ciri bangsa yaitu rupa, basa, adat, aksara, dan kebudayaan.

Catatan dalam naskah "Pantun Bogor"
Setelah melakukan penelitian tentang kujang tersebut memiliki catatan sendiri tentang beragam fungsi kujang. Sebagian besar telah tercantum dalam naskah sejarah kuno yaitu Pantun Bogor.

Berikut pembagiannya :
1. Kujang Pusaka (lambang keagungan dan pelindungan keselamatan)
2. Kujang Pakarang (alat berperang, buat menangkis serangan)
3. Kujang Pangarak (alat upacara adat)
4. Kujang Pamangkas (sekarang masih dipakai alat berladang)
5. Kujang Sajen (alat upacara adat)


Berdasar bentuk bilah, ada kujang yang disebut :
1. Kujang Jago (menyerupai bentuk ayam jantan)
2. Kujang Badak (menyerupai badak)
3. Kujang Ciung (menyerupai burung ciung)
4. Kujang Kuntul (menyerupai burung kuntul/bango)
5. Kujang Naga (menyerupai binatang mitologi naga)
6. Kujang Geni
7. Kujang Bangkong (menyerupai katak)
8. Kujang Buta
9. Kujang Lanang
10. Kujang Balati (biasa dipakai tusuk sanggul)
11. Kujang Daun

Bagian-bagian Kujang:
1. Papatuk/congo (ujung yang menyerupai panah, atau paruh burung)
2. Eluk/siih (lekukan atau gerigi bagian punggung)
3. Waruga (badan kujang)
4. Pamor (garis atau bintik di badan kujang)
5. Mata (lubang kecil jumlah bervariasi)
6. Tonggong (sisi tajam di bagian punggung)
7. Beuteung (sisi tajam di bagian perut)
8. Tadah (lengkungan menonjol di bagian bawah perut)
9. Paksi (ekor kujang)
10. Combong (lubang di gagang kujang untuk mewadahi paksi)
11. Selut (ring di ujung atas gagang kujang)
12. Ganja (gagang atau tangkai kujang)
13. Kowak (sarung kujang)
Kategori :

PERSONAL

Tentang Ibo Zavasnoz.

Tentang Karinding.

Tentang Iket Sunda Kiwari.

TERAKHIR DILIHAT